Jumat, 27 Juli 2012

Biola Bila-1


Hai teman-teman! Namaku B-I-BI,L-A-LA..BILA. Nama panjangku bilaaaaaaaaa... Ahaha. Engga deng. Nama panjangku Bila Stevanno. Papahku Agung Stevanno dan mamahku Tina Stevanno. Tahukah kamu? Semua keluarga besarku yang dari papah punya nama Stevanno di belakang namanya lho. Keren yah? Hihi..=D
            Aku cinta mati sama yang namanya BIOLA. Yaa..BIOLA. Tapi sayangnya keluarga aku engga ada yang jadi pemusik. Satupun ENGGA ADA! Padahal aku merasa bahwa duniaku ada di seni. SENI MUSIK. Dan parahnya lagi, keluarga aku melarang aku untuk bermain-main dengan senar-senar kecil itu. Kalau tidak salah, aku mulai suka dengan biola waktu aku berumur 9 tahun. Waktu itu aku melihat seorang violis yang berasal dari Jerman tapi kelahiran Indonesia, Iskandar Widjaja di salah satu majalah milik temanku. Dari situ, aku mulai mengumpulkan uang untuk membeli buku tentang cara memainkan biola, buku pengenalan not balok dan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan musik. Aku pernah bilang sama papahku kalau cita-cita aku jadi violis. Dan apa kamu tau papahku menjawab apa? Menurutku itu kata-kata yang menyakitkan untukku. Papah bilang “TIDAK Bila! Kamu harus jadi DOKTER. Apa kata orang kalau seorang keluarga Stevanno menjadi VIOLIS. Papah ingin kamu jadi DOKTER Bila, apalagi kamu anak satu-satunya dan mamah dan papah juga dokter. Sekarang lupakan cita-citamu itu dan berfikirlah bagaimana caranya untuk menjadi dokter seperti mamah dan papah!” dan pikiranku melayang. Jadi DOKTER? Apa itu tidak salah. Nilai IPAku saja pas-pasan begitu. Dapat nilai 7 saja aku sudah bangga.  Padahal nilai batas tuntasnya 7,5. Bagaimana bisa aku jadi dokter kalau nilai IPAku saja tak pernah tuntas. Dan kata-kata papahku itu selalu terngiang di telingaku sampai sekarang.
            Sekarang aku berumur 13 tahun. Aku kelas VII B di Pelita Harapan Junior High School. Seneeeng..banget bisa masuk SMP. Soalnya, kalau di SMP itu kan ada ekstrakulikuler musik. Dan di sekolahku ini, ada studio musik yang lengkap dan kereeeen banget. Dan kalian tahu ? apa BENDA yang paling menakjubkan disana?? YA! BIOLA!!
Suatu hari, aku menyelinap masuk dalam studio musik itu. Padahal, sudah jelas-jelas ada larangan untuk tidak masuk ke studio musik tanpa izin. Di situ, aku menemukan benda yang sangat ingin kumainkan. Perlahan, aku mendekati biola itu dan mulai memainkannya. Aku memainkan salah satu nada yang pernah ku dengar. Sebenarnya aku belum pernah menyentuh biola, hehe. Aku hanya mendengar dan mencoba memahami letak not dari buku yang kumiliki. Tanpa sadar aku memejamkan mata saat memainkan biola itu, tapi ... “kreek” pintu terbuka, seseorang masuk dan berkata “sedang apa kamu disini? kamu siapa?” 

Kalian mau tau siapa orang yang membuka pintu? Tunggu kisah selanjutnya!

see yaa=)

Yang Tersayaaang..


ribuan detik aku lewati..
ribuan menit aku resapi..
ribuan rasa di hatiku aku rasakan..
dan inilah hasilnya..
aku..
berawal dari aku..
mendekati ayahmu..
mendekati bundamu..
dan akhirnya mendekati kamu..
tak kuasa hatiku menjerit kegirangan..
yah..bagaikan anak kecil yang menerima balon terbang..
indah..sangat indah..
aku tak bisa memungkirinya kalau ini benar benar indah..
bagaikan melayang bebas di langit tertinggi di dunia..
dan tahukah kamu?
sekarang aku jatuh..
terhempas..
tapi setidaknya sekarang aku berani mengatakan..
bahwa
AKU SAYANG KAMU..
hari ini, esok, dan seterusnya..
hey Lintang... andai kamu tahu itu..=’)
Jum’at, 15 April 2011
19:51:22
OCI
: )

ANGRY --_--

Today I am very lazy to learn. I miss once with my digital camera and handycam. I want to dance in front of my handycam. I completely missed by all. I do not intent to do anything today. I'm confused, I feel bored.
I want to be angry, but for what?
This is only my story today. I miss my Al :*

Selasa, 10 Juli 2012

Lagu Terindah


Kejadian tadi malam masih terbayang-bayang di benakku waktu aku bangun tidur di pagi yang cerah ini. Bagaimana tidak? Alfian Husein idolaku, tadi malam menjemputku. Tepat di depan rumahku! Dan membawaku kerumahnya, bertemu dengan ayah dan bundanya. Aku masih belum sadar. Aku seperti mimpi!

#

            Malam ini aku akan pergi dengan Al, seperti janjinya tadi malam. Aku sibuk membuka-buka lemariku. Mix and match bajuku, dengan accesories dan sepatuku. Ketika aku sedang bingung akan memakai baju yang mana, tiba-tiba SMS dari Al masuk ke handphoneku. Seperti telepati. Atau kami memang sehati? :D
           
From: Al :***
Bidadari , nanti pake baju warna putih ya. Kita kembaran :))

To: Al :***
            Ok Al :))

From: Al :***
Aku jemput jam 8 ya :*

To: Al :***
            Iya:*

            Kuambil dress putih selutut dengan kerah V-neck gold dan bando putih-gold juga. Sepatunya aku ambil sepatu tanpa heels warna gold. Mm.. perfect.
            Jam menunjukan jam 4 sore, aku pun mandi. Rasanya ini rekor mandi terlamaku. Hihi. Setelah mandi, kupakai dress ku dan aku mulai memoles make-up. Tipis dan senatural mungkin. Aku tidak mau tampil berlebihan. Itu norak sekali.
            Masih satu setengah jam dan aku iseng menyempatkan membuka facebookku. Aku tercengang. Ada 500 lebih friend request dan puluhan pesan! Itu cewek semua dan semuanya berteman dengan Al. ya ampun… segera saja aku confirm friend request dari mereka. Setiap aku mengconfirm 5 orang, pasti ada notif baru. Rata-rata isinya hanya say hello atau berterima kasih karena sudah mengconfirm. Dan tiba-tiba ada yang mengejutkan!
           
            Bella Vana Tika mengirimkan sesuatu pada kronologi anda.

            Bella Vana Tika
            CIE yang NGARTIS gara-gara PACARAN sama ALFIAN HUSEIN!

            Apa-apaan ini? Langsung aku blokir saja friend requestnya! Vana Tika? Pantas saja FANATIK!
Tak kupedulikan. kutulis status terbaruku.

Ini hari bahagiamu Marsyaaa… ;)

Dan comment-comment dari fans Al pun bejibun masuk berdatangan. Ya ampun, ya ampun. Comment mereka rata-rata isinya meledekku, atau iri kepadaku. Perasaan aku tidak memperjelas apa yang membuatku bahagia. Aku tulis comment singkat “hehehe” lalu aku log-out facebookku.
 Beberapa detik kemudian, masuk SMS dari Al.

From: Al :***
Mau berapa lama ngumpet dikamar? Aku udah di ruang tamu nih :*

To: Al :***
Hehe. Aku keluar sekarang. Wait for a minute :*

Aku berjalan santai ke ruang tamu dan sempat berpapasan dengan bi Iyem. Bi Iyem nyengir karena dia lupa memanggilku. Rumahku sepi. Karena kebetulan lagi pada ke rumah eyangku. Alfian. Aku melihatnya duduk di ruang tamu. Pakaiannya sangat casual. Celana jeans dan kaus dark blue ditambah kemeja white. Waw so cute and handsome. Tiba-tiba dia melihatku dan terpana. Aku menunduk salah tingkah.
“kamu cantik sekali, seperti bidadari” ucapnya lembut.
Aku menatapnya. Tak percaya dengan apa yang ia katakan. Dia tersenyum. Cool. Rasanya ingin kucubit pipinya yang agak chubby itu. Tapi pertemuan pertama setelah jadian diharuskan STAY COOL. Huh.
“kok diem? Masa gitu doang salting?” tanyanya sambil tertawa.
“mmm ah kamu nih. Makasih pujiannya. Hehe” jawabku masih canggung.
“kamu mau berdiri disitu sementara aku duduk dan mau ngomong banyak sama kamu?” tanyanya lagi.
“ohehe maaf lupa. Mau ngomong banyak? Sejak kapan Alfian Husein berubah jadi anak cerewet?” ledekku, berharap suasana tak canggung lagi. Dan berhasil! Alfian mengacak-acak rambutku.
“sejak pacaran sama kamuuuuu. ahaha” tawanya meledak. Dan tentu saja aku juga tak bisa menahan tawaku. Rasanya ingin berteriak ‘aku terbang nih, aku terbang!”
“apa kabar?” Tanya Al setelah tawanya berhenti.
“ampun deh, udah hampir setengah jam disini baru nanya apa kabar ke aku”
“hehe”
“aku baik”
“udah keliatan kok. Haha”
“kalo udah keliatan, ngapain tanya?” tanyaku gemas sambil mencubit pipinya.
“kan aku pengen tanya ke kamu. aw aw apaan sih beb”
“ahahaha” tawaku meledak. Al Cuma nyengir kuda.
“eh, ayo ke rumah aku. Sampai lupa”
“ayo!”
Kami berjalan ke teras depan. Motor matic Alfian terparkir disana.
“cie yang udah bisa naik motor” ledekku.
“haha. Awas kamu sya! Ntar aku ngebut biar kamu teriak-teriak”
“ah jangaaaan”
“yuk naik” ajak Al sambil menyodorkan helm.
Aku memakainya.
“jangan ngebut Al!” ucapku.
“iya marsya…” jawabnya.
Motor melaju pelan. Setelah mulai jauh dari rumahku, kami berhenti karena lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Tiba-tiba Al seperti tersentak dan setelah lampu hijau, Al melajukan motornya kencang sekali. Aku bingung, panik, dan takut. Untung saja tiba-tiba dia berhenti di depan rumahnya, cepat-cepat masuk ke halaman rumahnya.
Al turun dan melepaskan helmnya. Aku masih terdiam. Antara takut, kaget, dan shock. Aku turun dan melepaskan helmku. Al memandangku khawatir. Dari sorot matanya seakan mengatakan ‘aku minta maaf’.
            Al mulai bersuara.
            “maaf ya, aku minta maaf banget. Kamu nggak kenapa-napa kan sya?” tanyanya sambil memegang tanganku.
            Tiba-tiba aku merasakan pipiku bersemu merah. Aku grogi maksimal!
            “sya? Aku minta maaf….” Katanya lagi.
            “iya, Al.. nggak kenapa-napa” jawabku.
            “eh, masuk yuk” ajak Al sambil menggandeng tanganku. Aku mengikutinya.
            “duduk sini dulu ya, aku mau panggil ayah bunda”
            “ok” jawabku sambil tersenyum.
Aku memandangi sekeliling ruang tamu. Banyak foto-foto Al. al sedang ikut lomba, Al memegang piala, Al main biola, Al main piano, Al duduk manis sambil tersenyum lebar, Al bersama ayah bundanya. Banyak sekali. Tersebar di beberapa sudut. Aku tersenyum. Dia memang WAW.
Al datang beberapa menit kemudian disusul bunda dan ayahnya. Aku langsung berdiri dan tersenyum. Bahagia. Bunda Nina memelukku hangat. Dan ayah Husein mengusap rambutku. Aku merasakan benar-benar keluarga yang hangat.
“apa kabar, marsya?” Tanya bunda sambil mengajakku duduk.
“baik bunda. Bunda sehat kan?”
“tentu. Seperti yang kamu lihat. Gimana? Al sudah nggak jutek lagi kan?”
Al tertawa keras, diikuti tawa ayah. Sementara aku hanya tersenyum.
“udah engga kok bunda. Udah cerewet malah. Iya kan Al?” mataku melirik ke arah Al.
“ahaha. Apa sih sya” jawabnya malu sambil mencubit pipiku.
“anak ayah udah berani pacaran nih! hayoo. Jangan sampai nilai kalian turun ya!” kata ayah.
Aku dan Al berpandangan, lalu tersenyum malu.
“iya ayah” jawab kami berbarengan.
“oya yah, tadi aku ngebut lho naik motornya” kata Al tiba-tiba.
“lho? Kenapa ngebut Al? kamu bawa anak perempuan lho” kata bunda.
“tadi ada papaazzi, bun. Aku kan takut. Mana bawa kamera gitu. Iih ngeri. Pasti nanti ada berita yang engga-engga tentang aku” kata Al.
Ooh gitu ternyata. Aku baru tau alasan kenapa dia tadi ngebut.
“oya, maaf ya marsya” kata Al sambil menatapku.
“iya nggapapa” jawabku tersenyum.
“ya udah, besok lagi hati-hati ya” kata ayah.
“ok ayah” jawab Al.
Tkamipun ngobrol banyak. Tiba-tiba Al berdiri dan melangkah menuju piano di salah satu sisi ruang tamu.
“al tadi malam tidur larut sekali. Waktu bunda bangun, ada berlembar-lembar kertas partitur lagu diatas piano. Sepertinya dia nyiptain lagu buat kamu” bisik bunda.
Aku tersenyum. Benarkah?
“sya, dengerin ya, aku mau nyanyiin lagu buat kamu” kata Al.
Dan terdengarlah suaranya yang merdu diiringi suara denting-denting piano yang harmonis.
Oh indahnyaaaa. Aku terbang nih.
Dalam hatiku masih bertanya. Benarkah? Apakah itu lagu untukku? Apa benar dia yang menciptakannya sendiri? Benarkah itu suara Alfian Husein idolaku? Benarkah dia pacarku? Dan pertanyaan terakhir, ini ngga bercanda kan?
ayaaayah bertepuk tanagan ketika al selesai menyanyikan lagunya yang berjudul KauAyah bertepuk tangan ketika Al telah menyelesaikan lagunya. Aku dan bunda pun mengikuti. Suara Al benar-benar bagus. Merdu sekali. Aku suka, aku suka.
Al tertawa lepas.
“bikinnya pakai cinta ya?” ledek bunda.
“haha bunda nih ngeledek aja” Al tersipu malu.
“makasih Al. kamu memang musisi berbakat. bunda, ayah, Marsya pamit pulang ya, udah malam. makasih buat ngobrol-ngobrolnya hari ini ayah, bunda” kataku.
“ayo aku antar pulang” kata Al.
“ok, bunda, Marsya pulang ya” aku pun mencium tangan bunda dan ayah.
Di perjalanan pulang, Al terlihat senang sekali. Dia mengajakku ngobrol banyak, diselingi tawanya. Aku menyukai saat-saat ini. Saat aku dan dia berdua. Saat canda tawa kita lalui bersama. Itu menyenangkan. Itu indah. Lebih indah dari apapun yang ada di dunia ini.
Dan ketika dulu aku merasa, cinta kita tumbuh karena rasa rindu, kini cinta kita tumbuh karena terbiasa : )

#
            Tak sadar, jam di kamarku sudah menunjukkan jam enam pagi. Terlalu lama mengingat kejadian tadi malam sih. Aku bergegas bersiap ke sekolah.
            Sekolahku belum terlalu ramai. Maklum, jam masih menunjukkan jam setengah tujuh lebih lima menit. Aku menyempatkan membuka netbookku untuk mengakses internet. Aku membuka facebookku. Lagi-lagi ada 500 friend request, cewek semua. Teman Al semua. Aduh jadi malas mengconfirm. Tapi karena Marsya anak yang baik hati, tidak sombong dan suka menabung walaupun akhirnya dibobol, jadi dengan semangat walaupun agak kepaksa *banget*, aku pun mengconfirm semuanya. Bikin tangan pegal saja. Huh.
            Tiba-tiba, aku mulai berimajinasi lagi. Al. Alfian Husein. Musisi muda yang ternyata dulu adalah temanku saat TK, sekarang telah menjadi pacarku. Ayah bundanya baik. Aku suka. Banyak yang berubah setelah aku berpacaran dengannya. Aku mulai agak terkenal di dunia maya. Banyak fans Al yang mencoba dekat denganku. Ketika mereka sekedar say hello, it’s ok menurutku. Tapi ketika pembicaraan berbelok menjadi yang lebih privacy, misalkan mereka meminta alamat rumahku, nomor handphoneku, alamat rumah Al, nomor handphone Al, itu yang membuatku malas melanjutkan obrolan dengan mereka. Risi, dan merasa tak bebas. Padahal, pacaran satu minggu saja belum. Bahkan aku sering bertanya-tanya, apakah fansnya Al melebihi fans Justin Bieber. Aduh ampun deh. Aku jadi ngerasa harus lebih peduli, lebih ngerasa harus ngejagain dia. Untuk saat-saat seperti itu. Saat-saat privacynya terganggu. Walaupun menjadi artis adalah pilihan, dan  dikejar fans itu resiko. Tapi aku tetap cinta padamu Al… Lho nyambungnya apa? Haduuuh.
            Tiba-tiba jendela chatting terbuka.

Alfian Husein
Ciee banget pagi-pagi udah online. Morning dear : )

Waw kejutan pagi. Hihi.

Marsya Aurora
Eh kamu. Hai : ) iya nih, numpang hotspotan di sekolah : ) udah berangkat ke sekolah?

Satu menit kemudian

Alfian Husein
Udah nih : ) udah dulu ya, hampir bel. Kamu juga offline dong. Pasti disana hampir bel juga. Bye bye. See you : )

Marsya Aurora
Oke : ) bye bye honey : )

Kumatikan netbookku dan kumasukkan ke dalam tas. Beberapa menit kemudian bel berbunyi. Saatnya menerima pelajaran : )
#
            Bel istirahat berbunyi. Aku mengajak sahabatku Nadine ke kantin. Dikantin, aku bertemu Davi, sahabatku juga. Dia menyodorkan handphonenya.
            “tuh ada video baru punya Al di youtube yang di share ke FB. bagus deh lagunya” kata Davi.
            “cover lagunya siapa?” tanyaku.
            “bukan cover lagu. Liat aja nih sendiri”

            Special Song for People Who Made Me So CRAZY :D
            For You, Marsya Aurora
            Kutemukan Cinta

            Unbelievable banget deh. Aku menatap kedua sahabatku. Akupun duduk, mencari kursi terdekat. Diikuti mereka. Kuangkat handphoneku dan kubuka youtube.
            Kutemukan Cinta-Alfian Husein
            Aku dengar. Dan aku ingat! Itu adalah lagu yang Al nyanyikan tadi malam. Aku lihat beberapa komentar fans Al, kebanyakan dari mereka bilang bagus lagunya. Dan aku menangkap satu komentar dari produsernya.

            Aldo Herianto says
            Rekam ulang, bawa ke kantor saya. Kita recording minggu depan! : )

            Waw! Semuanya serba instan, tapi mengapa menyenangkan? Aku masih tidak percaya! Aku mencoba untuk menelfon Al.
            “Al? lagunya…” kataku saat Al mengangkat telfonnya.
            “kenapa? Kamu ngga suka lagunya dipublikasiin ya?” potong Al.
            “b..bbuu..kaan. Itu, om Aldo nyuruh rekam ulang, terus kamu bakal rekaman minggu depan. Tadi aku baca komentarnya di youtube” kataku.
            “haha aku kira kamu ngga suka. Iya tadi om Aldo udah telfon aku kok. Aku udah tau. Kaget ya? Aku juga hehe” katanya.
            “iya lah jelas kaget. Orang itu lagu yang kamu nyanyiin tadi malem tiba-tiba kamu unggah di youtube terus kamu share di facebook, terus tiba-tiba produser kamu nyuruh kamu buat rekaman. Minggu depan. Jelas kaget lah Al” kataku tanpa titik tanpa koma.
            “hehe iya bidadariku. Udah ya? Mau ke kantin nih” kata Al.
            “mm oke Al sayang” kataku sambil memutuskan telfon.
            Beberapa detik kemudian.
1 pesan di terima

From: Al :***
Kamu adalah salah satu alasan kenapa aku bahagia hidup di dunia ini.
Kamu adalah salah satu alasan kenapa aku dapat tertawa ketika aku bersedih.
Kamu untukku, dan kamu milikku.
Jangan pergi.
Karena bila kamu pergi, aku tak akan memaafkanmu seumur hidupku.
Love you : )

            Aku tersenyum. Aku benar-benar jatuh cinta dengannya. Kubalas smsnya.

To: Al :***
            Kamu adalah hujan ketika aku tak mampu lagi bertahan di kemarau panjang.
Kamu adalah pelangi yang menggantikan hujan ketika ia berhenti meneteskan air.
Kamu adalah ………
Seseorang yang telah membuatku jatuh cinta.
Aku tak akan pergi bila kau juga tak pergi.
Love you too my Al : )
#
            Satu bulan kemudian, video clip Kutemukan Cinta ciptaan Al sudah meledak di pasaran. Masuk 10 hits song di acara music popular siaran TV favoritku. Dan ya, bisa kau tebak. Fans Al juga bertambah banyak. Crazy. Aku makin gila karena friend request facebookku juga ikut meledak. Sampai aku harus membuat facebook kedua dan ketiga. Dan akhirnya aku lebih senang main di twitter.
Sekarang Al jadi lebih sibuk karena masih sibuk promo single Kutemukan Cinta. It’s ok. Aku cukup menyuportnya saja. Itu juga demi dia. Demi kariernya. Dia senang, aku juga senang.
#
            Hari ini aku libur, karena sekolahku dipakai untuk acara lomba tingkat provinsi. Dan kebetulan sekolah Al juga. Karena Al juga tidak ada jadwal manggug untuk hari ini, Al mengajakku untuk main ke pantai sore nanti.
            Aku memakai baju couple yang dia belikan untukku beberapa waktu yang lalu.
            Aku merasa nyaman dengannya. Walaupun dia sibuk, dia tak pernah menomorduakanku. Dia tetap sempat untuk SMS aku. Dan kadang juga dia mengajakku untuk melihatnya manggung. Ya, aku senang diperlakukan seperti ini.
            Jam setengah empat sore, Al menjemputku. Kami memakai baju yang sama, seperti apa yang tadi aku bilang.
            Di jalan, kami ngobrol banyak. Benar kata ayah, Al itu memang cerewet kalau sudah kenal dekat.
            Satu jam kemudian, kami sampai ke pantai. Kami turun dan berjalan-jalan mencari tempat yang enak untuk ngobrol.
            Kami duduk di jembatan kayu yang berujung ke laut. Aku tak sadar, ternyata Al membawa biola. Al mengeluarkan biolanya, dan aku menatapnya. Dia menatapku. Lama kami bertatapan. Dan…. Al tertawa! Merusak suasana saja! Huh! Aku memalingkan wajah. Al mencubit pipiku.
            Dia mulai memainkan biolanya.
Lagu Kutemukan Cinta dengan alunan biola. Waw. ini lagu terindah yang pernah aku dengar. Aku menikmatinya. Al tersenyum kepadaku. Dan aku tak sadar bahwa lagunya telah selesai ia mainkan. Aku bertepuk tangan.
“telat sya.. lagunya udah selesai dari tadi, kamu baru tepuk tangan. Haha” ledek Al.
“terpana sih liatin kamu. Haha” jawabku.
“ceilah segitunya. Haha”
Kami ngobrol banyak tentang segala hal. Tempat favorit kami, lagu favorit kami, dan yang lainnya. Menertawakan hal-hal lucu yang ada di sekitar kami, melihat kumpulan burun yang terbang ke langit bersamaan, terpana melihat beberapa balon yang diterbangkan seorang anak dan banyak yang lainnya. Aku suka kebersamaan ini. Sayang, hari sudah sore, jadi kami harus pulang. Kami berjalan bergandengan. Rambut kami tertiup angin. Kami tertawa bersama di sepanjang sore ini.
“berhenti dulu sya, liat sunset” kata Al lalu berbalik.
“mm ok Al” jawabku.
“oya, kita udah lama ngga foto bareng nih. Foto yuk” ajak Al.
Kami berjalan ke tepian pantai.
“misi mas, bisa fotoin kita sebentar” kata Al berbicara kepada penjual ice cream.
“Alfian Husein ya?”
“hehe iya. Tolong ya mas” katanya sambil memberikan handphonenya.
“ok mas.” Katanya.
Al merangkulku. Aku merangkulnya. Kami bertatapan.
“cekreeeek”
“ah masnya nih” seru kami bersamaan.
“kan natural. Haha” kata mas penjual ice cream itu meledek.
“lagi lagi” kata Al.
Kami menatap camera, dan tersenyum bersamaan. Dibelakang kami terhampar laut yang luas dan langit bersemburat jingga.
“cekreeek”
“makasih ya mas” kata Al.
“iya, sama-sama” jawab mas-mas itu lalu pergi.
Kami bejalan lagi. Pulang.
#
            “thanks ya marsya, buat hari ini”
            “iya, sama-sama Al” jawbku tersenyum.
            Dia pamit pulang, dan kami say good bye.
#
            Malamnya, saat kami smsan, Al menyuruhku online facebook. Akupun mengambil netbook dan modemku. Setelah log in facebook, jendela facebook pun terbuka.
            Tak seperti biasa, aku menggunakan facebook yang aku gunakan hanya untuk teman terdekat dan keluargaku. Jadi notif dan friend request tidak sepadat yang biasanya. Al yang menyuruhku karena aku merasa terganggu dengan fans-fansnya.
            Kulihat beranda. Berita paling atas adalah foto Al bersamaku. Kubuka Album milik Al yang berjudul “With My Sweetheart Marsya”.
            Kulihat dua foto yang baru Al upload. Foto kami tadi sore. Di foto saat kami bertatapan, Al menuliskan sesuatu pada keterangannya.

            Special Moment with Marsya

            Ada notif baru.

            Alfian Husein menandai anda dalam foto (2 foto)

            Wah ditandai juga. Aku kirim wall.

            Thanks Alfian : )

            Wall ku di like Alfian.
Kutulis status terbaruku.

Senja bersamamu adalah salah satu special moment dihidupku.
Dan lagu itu, lagu yang kau nyanyikan sebelum senja tadi.
Adalah lagu terindah yang pernah aku dengar, Al.
            Mmm i will always love you, my Alfian Husein : )
           
            Dan Alfian menulis status balasan untukku.

            Thanks for today my sweetheart Marsya Aurora : )
Kutemukan Cinta
Ketika ku melangkah
Mencari cinta yang sempurna
Kutemukan kau disana
Dalam rangkulan bulan dan bintang yang bercahaya
Kuingin buat dunia lebih indah
dengan mencintai detik-detik yg berharga
Bersamamuuu kasihku~ : )