Syalalalala
You make me crazier crazier
crazier
Crazier crazier~
Dering suara panggilan masuk
handphone oci berbunyi. Oci terbangun di hari minggu yang dingin.
“ha? Halo. Siapa? Ada apa? Masih
pagi buta gini telepon. Ganggu banget seeeeeh” sewot oci sambil kucek-kucek mata. Matanya jelalatan ke
jam alarm mini di meja belajarnya.
“ociiiiiiiiiiiiiiiii ya ampun
kemana aja kamu? Ayo keluar. Aku di depan pintu. Jam setengah 5 nih” seru suara
di seberang
“ha?” di layar handphone tertulis
nama seseorang. GHIFAR.
“yaelah lama. Pulang ah.”
“eiiiiiit baru liat. Maaf. Bentar
bentar mau ganti baju.”
“lama. Males ah, aku mau pulang.”
“eh ga jadi ganti baju. Bentar….”
Dengan baju piyama putih kuning
bergambar dombanya, Oci lari terburu-buru ke pintu depan.
“hehe. Maaf lama. Lupa” sambut
Oci sambil nyengir kuda.
“payah! Yuk, jalan pagi”
“baju?”
“5 menit. Ga pake lama.”
“iyaaaaa”
5 menit kemudian.
“hehe”
“hidiiiiiih apaan. Lama banget
sih.”
“5 menit. Ya ampun. Pas nih. Aku pake stopwatch.”
“ha? Gubraaaak.”
“hehe. Ayok jalan!” reflek, oci
menarik tangan Ghifar.
“eh…. Maaf. Ga sengaja” pipi Oci
bersemu merah. Lalu membuang mukanya. Maluuuuu.
“haha. Cieee salting” ledek
Ghifar.
“iiih engga. Udah ah, ayok.”
“haha. Oci lucu. Kayak bebek”
“iiiiii lucuan bebek daripada
aku”
“wah, bener!”
“ayo pelihara bebek!”
“apaaan weeee”
“aa sebel!”
******###*****
Niat mau jalan pagi, eh akhirnya
malah sepedaan ke pantai. Seperti biasa. Memburu matahari. Yeah! Mereka adalah
pengagum matahari. Apalagi SUNSET! tapi karena masih pagi yang ada hanya
sunrise. Setelah meletakan sepeda, mereka menuju tebing dekat bibir pantai dan
duduk manis. Seperti biasa, Oci selalu bilang ke Ghifar.
“jangan bicara apapun saat kau
melihat keindahan sunrise dan sunset. itu akan merusak suasana”
“iyaaaaa”
Matahari muncul perlahan. Seakan
semuanya terhenti. Tak ada suara apapun. Sepi.
‘sunrise kali ini adalah sunrise
yang ter……’ ucapan Oci di dalam hati terhenti saat melihat Ghifar menatap
sunrise tanpa berkedip.
“ghifaaaaar?”
“ha?”
“kok diem? Tumben”
“katanya di suruh diem. Udah diem
malah nanya. Hadeeeew. Serba salah deh aku.”
“bikinin puisi buat aku” pinta
Oci.
“ngga punya ide. Kamu aja yang
bikinin buat aku.”
“aku…. Mmmm” oci memejamkan mata.
“saat aku menatap matahari,
seakan hanya diriku yang ada. Keindahannya, semburat jingganya, selalu membuatku
terpaku dihadapannya. Aku sendirian. Dan aku selalu bertanya, kapankah datang
bahagia itu menjemputku disini? Tapi aku bisa apa? Bahkan rasa itu tak pernah
ada.. mungkin…….”
Ghifar terpana, Oci menundukan
wajahnya.
“kau pasti akan merasakannya
dengan……” kata-kata Ghifar terputus.
“dengan lelaki yang menyayangimu.....”
terputus lagi.
‘seperti aku’ sambung Ghifar
dalam hati.
“yaaah udah hampir tinggi
mataharinya. Pulang yuk” ajak Oci.
“ayo. Cari bubur ayam dulu yaaa.
Hehe.”
“iya sip deh. Masih jam setengah
7, jalan-jalan dulu yaa”
Sepasang anak manusia yang tak
tahu ada hubungan apa, bersepeda ria melewati pesisir pantai.
*****###*****
“jemput jam 5 sore!” teriak oci
saat Ghifar melambaikankan tangannya.
“mau apa?”
“liat sunset. hehe”
“iya deh, mumpung hari libur. Bye
bye….”
“byeeeee”
‘menyenangkan sekali dekat dengan
manusia itu. Haha. Tak akan jatuh cinta’ gumam Oci dalam hati.
*****###*****
“Ociiiii”
“hallo. Kok bawa motor?”
“cape kali pake sepeda mulu”
“iya yah? Oo yaudah”
“jutek. Nyebelin” sewot Ghifar.
“idiiiih maaf kali.”
“naik bisa kali”
“gapapa?”
“menurutmu?”
“gapapa. Kita kan sama-sama
jomblo.”
“nah gitu. Eiiiiiit yang elit ah.
SINGLE. Ok?”
“haha. Apa kata mu deh.”
“naik ci…”
“iya”
Sedetik kemudian, Oci sudah duduk
manis di belakang Ghifar.
“pegangan ci, ntar jatoh. Ahaha.”
#jitak
“awww kejem deh ah.”
“biar. Rese sih!”
“canda doang kali ci.”
“iya deh terserah deh apa deh.”
“diem!”
Ghifar ngebut!
“ghifaaaaaar jangan
kenceng-kenceng ntar nabrak ntar oci mati. Aaaaaaaaa” teriak oci.
“biar! Weeee”
“idiiiiih. Eh, kok bukan ke arah
pantai?”
“yang bilang mau ngajakin ke
pantai siapa?
“kan aku ga tau. Aku kira…”
“bosen kali!”
Beberapa menit kemudian.
“eh udah nyampe. Turun!” perintah
Ghifar.
Mata Oci jelalatan.
‘ini tempat bagus banget.
Semuanya hijau. Uuuu banyak pohon’ kata Oci dalam hati.
“ini tempat apaan?”
“bukit nih… kita bisa liat sunset
disini”
“oya? Waw….” Mata Oci
berbinar-binar.
“duduk gih disini” tepuk ghifar
ke rumput di sebelahnya.
“mmm. Iya.”
Tiba-tiba oci merasakan sesuatu.
Rasa hangat yang muncul di dalam hati.
Matahari mulai tenggelam.
Semburat jingganya perlahan turun dan terpendar.
“ci?” panggil Ghifar tiba-tiba.
“sssssst. Sunsetnya bagus. Diem
dulu.”
“ociku?” panggil Ghifar lagi.
“ha? Kenapa?”
Oci kaget karena sebelumnya
Ghifar tak pernah memanggilnya seperti itu.
“ups sorry” kata Ghifar.
“noprob”
Sedetik kemudian…
“ci? Mmmmm”
“kenapa Ghifar?” Tanya Oci dengan
lembut.
“I just want to tell you about my
feeling. Mmm I’m falling in love with you.”
“ha? Aku pikir cintaku bertepuk
sebelah tangan, ternyata…..”
“I love you”
“love you too”
“pacaran yuk Ci!”
“ayok far!”
Tiba-tiba mereka terdiam menikmati
keindahan sunset dengan dunianya masing-masing.
Tba-tiba oci berkata…
“mmmm dulu aku mengenalmu saat
sunset, dan aku mencintaimu saat sunset juga. I love sunset like my feeling with
you honey..”
Senja mulai turun. 2 manusia yang
tak mempunyai hubungan apapun akhirnya mengikat janji untuk bersama selalu.
‘senja terindah adalah saat aku
bersamamu……’
##########
Special story for my little
prince è
Caca Ghifar
*butuh komentar……
#komentar penulis è
ceritanya jelek ==~
##love you, never stop :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar