Minggu, 26 Februari 2012

SUNSET LOVE :*

Syalalalala
You make me crazier crazier crazier
Crazier crazier~

Dering suara panggilan masuk handphone oci berbunyi. Oci terbangun di hari minggu yang dingin.
“ha? Halo. Siapa? Ada apa? Masih pagi buta gini telepon. Ganggu banget seeeeeh” sewot oci  sambil kucek-kucek mata. Matanya jelalatan ke jam alarm mini di meja belajarnya.
“ociiiiiiiiiiiiiiiii ya ampun kemana aja kamu? Ayo keluar. Aku di depan pintu. Jam setengah 5 nih” seru suara di seberang
“ha?” di layar handphone tertulis nama seseorang. GHIFAR.
“yaelah lama. Pulang ah.”
“eiiiiiit baru liat. Maaf. Bentar bentar mau ganti baju.”
“lama. Males ah, aku mau pulang.”
“eh ga jadi ganti baju. Bentar….”
Dengan baju piyama putih kuning bergambar dombanya, Oci lari terburu-buru ke pintu depan.
“hehe. Maaf lama. Lupa” sambut Oci sambil nyengir kuda.
“payah! Yuk, jalan pagi”
“baju?”
“5 menit. Ga pake lama.”
“iyaaaaa”

5 menit kemudian.

“hehe”
“hidiiiiiih apaan. Lama banget sih.”
“5 menit. Ya ampun. Pas  nih. Aku pake stopwatch.”
“ha? Gubraaaak.”
“hehe. Ayok jalan!” reflek, oci menarik tangan Ghifar.
“eh…. Maaf. Ga sengaja” pipi Oci bersemu merah. Lalu membuang mukanya. Maluuuuu.
“haha. Cieee salting” ledek Ghifar.
“iiih engga. Udah ah, ayok.”
“haha. Oci lucu. Kayak bebek”
“iiiiii lucuan bebek daripada aku”
“wah, bener!”
“ayo pelihara bebek!”
“apaaan weeee”
“aa sebel!”

******###*****

Niat mau jalan pagi, eh akhirnya malah sepedaan ke pantai. Seperti biasa. Memburu matahari. Yeah! Mereka adalah pengagum matahari. Apalagi SUNSET! tapi karena masih pagi yang ada hanya sunrise. Setelah meletakan sepeda, mereka menuju tebing dekat bibir pantai dan duduk manis. Seperti biasa, Oci selalu bilang ke Ghifar.
“jangan bicara apapun saat kau melihat keindahan sunrise dan sunset. itu akan merusak suasana”
“iyaaaaa”
Matahari muncul perlahan. Seakan semuanya terhenti. Tak ada suara apapun. Sepi.
‘sunrise kali ini adalah sunrise yang ter……’ ucapan Oci di dalam hati terhenti saat melihat Ghifar menatap sunrise tanpa berkedip.
“ghifaaaaar?”
“ha?”
“kok diem? Tumben”
“katanya di suruh diem. Udah diem malah nanya. Hadeeeew. Serba salah deh aku.”
“bikinin puisi buat aku” pinta Oci.
“ngga punya ide. Kamu aja yang bikinin buat aku.”
“aku…. Mmmm” oci memejamkan mata.
“saat aku menatap matahari, seakan hanya diriku yang ada. Keindahannya, semburat jingganya, selalu membuatku terpaku dihadapannya. Aku sendirian. Dan aku selalu bertanya, kapankah datang bahagia itu menjemputku disini? Tapi aku bisa apa? Bahkan rasa itu tak pernah ada.. mungkin…….”
Ghifar terpana, Oci menundukan wajahnya.
“kau pasti akan merasakannya dengan……” kata-kata Ghifar terputus.
“dengan lelaki yang menyayangimu.....” terputus lagi.
‘seperti aku’ sambung Ghifar dalam hati.
“yaaah udah hampir tinggi mataharinya. Pulang yuk” ajak Oci.
“ayo. Cari bubur ayam dulu yaaa. Hehe.”
“iya sip deh. Masih jam setengah 7, jalan-jalan dulu yaa”
Sepasang anak manusia yang tak tahu ada hubungan apa, bersepeda ria melewati pesisir pantai.

*****###*****

“jemput jam 5 sore!” teriak oci saat Ghifar melambaikankan tangannya.
“mau apa?”
“liat sunset. hehe”
“iya deh, mumpung hari libur. Bye bye….”
“byeeeee”
‘menyenangkan sekali dekat dengan manusia itu. Haha. Tak akan jatuh cinta’ gumam Oci dalam hati.

*****###*****

“Ociiiii”
“hallo. Kok bawa motor?”
“cape kali pake sepeda mulu”
“iya yah? Oo yaudah”
“jutek. Nyebelin” sewot Ghifar.
“idiiiih maaf kali.”
“naik bisa kali”
“gapapa?”
“menurutmu?”
“gapapa. Kita kan sama-sama jomblo.”
“nah gitu. Eiiiiiit yang elit ah. SINGLE. Ok?”
“haha. Apa kata mu deh.”
“naik ci…”
“iya”
Sedetik kemudian, Oci sudah duduk manis di belakang Ghifar.
“pegangan ci, ntar jatoh. Ahaha.”
#jitak
“awww kejem deh ah.”
“biar. Rese sih!”
“canda doang kali ci.”
“iya deh terserah deh apa deh.”
“diem!”
Ghifar ngebut!
“ghifaaaaaar jangan kenceng-kenceng ntar nabrak ntar oci mati. Aaaaaaaaa” teriak oci.
“biar! Weeee”
“idiiiiih. Eh, kok bukan ke arah pantai?”
“yang bilang mau ngajakin ke pantai siapa?
“kan aku ga tau. Aku kira…”
“bosen kali!”
Beberapa menit kemudian.
“eh udah nyampe. Turun!” perintah Ghifar.
Mata Oci jelalatan.
‘ini tempat bagus banget. Semuanya hijau. Uuuu banyak pohon’ kata Oci dalam hati.
“ini tempat apaan?”
“bukit nih… kita bisa liat sunset disini”
“oya? Waw….” Mata Oci berbinar-binar.
“duduk gih disini” tepuk ghifar ke rumput di sebelahnya.
“mmm. Iya.”
Tiba-tiba oci merasakan sesuatu. Rasa hangat yang muncul di dalam hati.
Matahari mulai tenggelam. Semburat jingganya perlahan turun dan terpendar.
“ci?” panggil Ghifar tiba-tiba.
“sssssst. Sunsetnya bagus. Diem dulu.”
“ociku?” panggil Ghifar lagi.
“ha? Kenapa?”
Oci kaget karena sebelumnya Ghifar tak pernah memanggilnya seperti itu.
“ups sorry” kata Ghifar.
“noprob”
Sedetik kemudian…
“ci? Mmmmm”
“kenapa Ghifar?” Tanya Oci dengan lembut.
“I just want to tell you about my feeling. Mmm I’m falling in love with you.”
“ha? Aku pikir cintaku bertepuk sebelah tangan, ternyata…..”
“I love you”
“love you too”
“pacaran yuk Ci!”
“ayok far!”
Tiba-tiba mereka terdiam menikmati keindahan sunset dengan dunianya masing-masing.
Tba-tiba oci berkata…
“mmmm dulu aku mengenalmu saat sunset, dan aku mencintaimu saat sunset juga. I love sunset like my feeling with you honey..”
Senja mulai turun. 2 manusia yang tak mempunyai hubungan apapun akhirnya mengikat janji untuk bersama selalu.
‘senja terindah adalah saat aku bersamamu……’

##########
Special story for my little prince è Caca Ghifar

*butuh komentar……
#komentar penulis è ceritanya jelek ==~

##love you, never stop :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar